Sunday, April 10, 2011

Bila Hati Bicara

Hai semua, malam ini gue mau berbagi tentang tulisan dua orang temen gue yang pertama adalah classmate di sma, yang kedua classmate di kampus

dalam kegalauan hati (karena besok uts mikrobiologi pangan), tulisan ini gue bagi special untuk temen-temen yang lagi depresi karena dihadapkan sama masalah berat di hidup

Ini tulisan dari classmate sma gue, enjoy!

”Sedih… ?”



Memerlukan satu bab tersendiri untuk menjelaskan arti
kata “Sedih…”.


Biarlah, orang hanya bisa melihat apa yang tampak dariku.
Wajah yang bisa kapan saja tersenyum, langkah tergegas,
dan tatap yang jauh, serta bahak-bahakku yang menggema di sela perbincangan
dengan para pelaku sandiwara di kampus.


Orang tak bisa melukiskan imaji berupa sembilu,
Kesan pedih yang tersungkut dibalik garang,
atau sekedar bayangan haru yang tertancap di alam bawah
sadarku,
disini ada sebuah frame kepedihan yang amat mengekang
dan menyempitkan setiap pikiran yang lahir dari kedua
sisi otakku
yang masih kuanggap sangat brilian secara genetik.


Ah.. aksara apa yang harus aku tulis untuk menjelaskan
semua ini?
Atau istilah apa yang dapat mempersonifikasi sedih menjadi
sebuah bentuk yang dapat diraba.


Hactic,
futur, jumud, bad mood, atau bete.
Mungkin
semuanya bisa melebur menjadi tipikal yang sedikit menjelaskan arti sedih yang
kumaksud, tapi sang sedih yang kumaksud seharusnya jauh lebih dramatis dari sekedar rangkaian istilah itu.


Sedih!


Seperti chord melodi yang bergeser dari F mayor menuju F
minor.
Apapun yang kau lakukan, kau petik, kau tarik, atau kau
tekan sekalipun,
bunyinya selalu menyisakan alunan melankolis yang berderivasi dengan bebunyian nan sendu.

Kadang dalam pikiran nan beringsut,
Aku bertanya kenapa, mengapa, dan untuk apa?

Menjadi anak kecil, pikirku akan lebih baik, lepas beban
dan hidup dalam imajinasi.
Mengsimplifikasi semua makna dalam kesederhanaan
berpikir,
Mengkonversi semua keseriusan gerak dalam canda-canda
yang polos.


Ya, seperti anak kecil !


Jika aku menemui pasir,
aku akan membuat istana atau kastil-kastil yang tinggi.

Jika aku menemukan air,
aku akan membuat miniatur laut dan air terjun.

Jika aku menemukan hujan,
aku merengek Mama meminta izin bermain bola.

Jika aku menemukan kesempatan untuk bermimpi,
aku akan bermimpi menjadi pahlawan seperti robot atau
mainan plastik yang menyerupai Power Rangers, Son Go Ku, dan manusia super
lainnya yang datang ke Bumi dari Planet Saiya pasca invasi pasukan Freza.

Lalu, aku (kecil) terbang bersama tumpukan komik-komik
Jepang yang aku koleksi, yang mereka kini satu persatu hilang berganti dengan
jutaan kerikil tajam berbahasa Amerika, terangkum dalam kitab-kitab impor dari
Mc Graw Hill atau Prentice Hall.

Ah.. lagi-lagi!
Aku menghibur diri..
Dari sekedar persoalan tidak substansi yang tidak
menggugat hakiki.Aku hanya bisa tersenyum, kembali, mengenang masa,
Namun berkecamuk dalam rasa, tak dirangkum dalam kata..


Jangan lemah!
Itu pintaku pada sosok di depan kaca.
Bukankah, aku pernah bermimpi menjadi Supernova?
Membuat big-bang, melibas sekedar Nebula atau Andromeda
yang tak seberapa..


Lanjutkan hidupmu…FS


Ini tulisan dari classmate kampus gue.  kata-kata ini memotivasi gue saat lagi nge-down karena suatu hal dan dikirim via sms pas lagi masa uts, thanks a lot for my classmate :)

"orang hebat tidak dihasilkan melalui kemudahan, kesenangan, dan ketenangan

mereka dibentuk melalui kesukaran, rintangan, dan air mata

ketika kita mengalami sesuatu yang berat dan merasa ditinggalkan sendiri


lihatlah masa depanmu
. . . 


dan yakinlah bahwa Allah sedang mempersiapkanmu menjadi orang hebat"





Read Comments