Friday, November 25, 2011

Beasiswa Yayasan Goodwill Internasional

Hai semua, apa kabar?

Makasih udah mau membaca lagi artikel dari gue. Kali ini, gue mau berbagi tips untuk mengajukan beasiswa Goodwill. Semoga kalian udah mencari tau beasiswa ini ya sebelumnya melalui website resminya, biar lebih ada gambaran tentang Goodwill. Alasan kenapa gue bikin artikel ini karena banyak dari teman-teman di kampus yang bertanya tentang cara pengisian formulir. Banyak dari mereka yang minta "master" alias form pendaftaran yang dulu gue ajukan ke Goodwill, tapi ga gue kasih hehehe. Bukannya pelit atau ga mau berbagi info, tapi apa yang gue isikan di dalam form tersebut merupakan kehidupan pribadi gue alias bersifat privasi. So, mohon maaf bagi teman-teman kemarin yang minta "master" ke gue ya. Gue harap dengan tips gue di sini bisa membantu kalian dalam mengisi form tersebut. 


Langsung aja gue mau ngebahas tentang pengisian formulir beasiswa Goodwill. Uups! Gue hampir lupa. Sebelumnya, bagi kalian yang ga serius atau ragu-ragu untuk apply beasiswa ini, mending klik close dari tab yang membuka artikel gue ini. Sangat disayangkan kalo kalian udah capek-capek nyari info, download formulirnya, liat tips gue, dan akhirnya ga jadi apply. Kenapa? Karena itu akan membuang waktu berharga kalian yang seharusnya bisa dipakai untuk hal yang lebih bermanfaat. 

Ouh iya, usahakan dalam mengisi form, kalian lakukan sendiri. Banyak dari teman-teman yang meminta gue mengisikan form untuk mereka, entah bercanda atau serius, tapi menurut gue lebih baik kalian sendiri yang mengisi, jangan orang lain. Kenapa? Pertama karena kalian lah yang paling tau diri kalian, apa tujuan kalian, kehidupan kalian, pemikiran2 brilian kalian di masa mendatang. Kedua, yang mau beasiswa itu siapa sih? Ga ada sesuatu yang didapatkan dengan instant dan mudah dude and sista. Semua butuh proses dan waktu. So, kita perlu berjuang untuk mendapatkannya. 


Nah, nanti kalian akan dihadapkan sama formulir berbahasa Inggris. Don't give up! Keliatannya doang kok susah, tapi sebenarnya mudah kok. Untuk mengakali kesusahan kita dalam membuat essay berbahasa inggris, kalian bisa buat dulu essay dalam bahasa Indonesia lalu terjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Dalam penerjemahan ini, kalian bisa menggunakan kamus, kerabat yang jago inggris, ataupun google translate. Dari pengalaman gue kemarin, gue langsung bikin pake bahasa inggris. Ada kendala sih di beberapa kata, jadi gue tulis dulu tuh kata dalam bahasa indo. Setelah buka kamus, jadi deh essay gue. Nah, setelah kira-kira grammar dan kata-katanya bagus, gue cek lagi di google translate untuk memastikan apakah bahasa yang gue gunakan udah benar.

Ada beberapa isian yang harus kalian isi, yaitu :
1. Personal Data, isi aja sesuai data kalian yang sebenarnya


2. Family Information, kalian isi dengan jelas penghasilan dan kerjaan orang tua ya.

3. Finansial Data, isi dengan baik dan terinci. Ini juga buat bahan pertimbangan dalam seleksi penerima beasiswa.

4. Scholarship, kalo kamu pernah dapet beasiswa ssebelumnya atau masih jalan sampai sekarang, tulis aja dikotak ini dengan informasi yang jelas.

5. Academic Information dan Non-Academic Experinces, isi dengan baik, jangan ada yang terlewat. Kalo kalian punya segudang aktifitas di organisasi, dapet penghargaan, atau prestasi apapun dapat disertakan di sini. Ini juga point penting untuk mendapatkan beasiswa ini. Mereka mencari penerima yang peduli terhadap lingkungan sekitar dan mempunyai jiwa leadership. Kalo punya IPK pas-pasan, jangan berkecil hati. IPK itu ibarat ketukan pintu saat bertamu ke rumah orang. Semakin besar IPK kita, semakin orang cepat merespon. Tetapi IPK kecil juga ga kalah kok. Walaupun ketukan kita kecil, tapi orang di dalam rumah itu menyadari kalo ada orang di luar. Mereka akan keluar dan melihat kalian juga. IPK gue pas apply juga ga gede kok, bisa dibilang kecil di antara teman-teman gue yang apply, tapi akhirnya dapet juga, alhamdulillah. So, jangan minder ya :)

6. References, nah ini juga penting. Kenapa? terkadang mereka akan menelpon orang yang kita jadikan referensi di sini. Mungkin mereka ingin lebih tau bagaimana cara kita bergaul di lingkungan sekitar. Siapkan dari jauh-jauh hari, ga nyari pas hari terakhir pengumpulan. Gue dulu pernah punya pengalaman dengan pengisian ketua RT. Gara-gara hal ini, hampir aja ga jadi apply. Syukurnya, ada temen gue yang support di masa-masa genting karena pada saat itu udah jam setengah tiga sore dan deadline pengumpulan terakhir ke rektorat. *makasih buat Merry :)

7. Additional Questions, ini merupakan bagian paling penting. Di sini, kalian harus benar-benar mengeksplore segala potensi yang ada di diri kalian dan menuliskannya di kertas. Kalian bisa mengatakan tentang bidang yang "lo banget deh" atau passion kalian di mana. Dari sekarang harus mulai dipikirkan karena mereka mencari orang yang berpikir jauh ke depan dan tau tujuan hidup. Kalian juga harus bisa "menjual diri" atau promote your self sehingga mereka percaya bahwa kamu orang yang pantas mendapatkan beasiswa ini. Berarti, kalian harus tau potensi yang tersimpan di diri kalian selama ini. Di isian ini pula mereka akan menilai keseriusan kalian terhadap Goodwill.

8. Profile, tulis segala perjalanan hidup kalian yang biasa kalian tulis di CV berupa point-point menjadi sebuah karangan tentang biografi diri kalian. Ini bagian yang gue suka karena gue bisa menceritakan pengalaman tentang aktifitas yang gue ikuti.

9. Essays, di sini lebih ditekankan kepada pemahaman kalian tentang leadership, siapa tokoh yang mengubah pola pikir kalian, dan pengalaman apa yang mendorong kalian untuk melakukan suatu perubahan dalam hidup ini. Leadership ini sangat penting karena pas wawancara akan ditanya lebih dalam. So, pahamilah makna dari leadership. Bukan cuma hafalan dari pengertiannya, tapi juga bagaimana kalian bisa menerapkannya di diri kalian. Kalian harus berpikir dari persepsi seorang leader. Cukup sulit tapi kalo kalian pernah gabung di organisasi, pasti gampang deh mengutarakannya. Ini merupakan bagian yang paling gue suka karena gue bisa mengatakan pemikiran gue kepada orang lain, hehehe....

Itu beberapa tips-tips dari gue. Kalo masih ada yang mau ditanyain, silakan kirim email ke beber_ps@yahoo.com
Insya Allah gue bales kalo lagi ga sibuk sama kuliah, laporan, dan organisasi *kehidupan mahasiswa -__-
Tunggu artikel selanjutnya tentang tips-tips wawancara Goodwill ya. Be focus and serious person to take this chance, good luck ^^

Read Comments

Monday, November 21, 2011

Minat Baca

Hai semua...
Kangen banget buat nulis nih. Bingung mau nulis apa jadi gue mau berbagi tulisan gue buat salah satu lomba yang temanya meningkatkan minat baca di bulan November 2011. Cerita ini adalah true story yang pernah gue alami, hehehe...
Langsung aja yuk baca tulisan gue, enjoy! ^^


Temukan Celahnya

Suatu hari,aku  pulang ke rumah dengan  naik angkutan umum. Di dalamnya hanya ada dua orang ibu berumur sekitar tiga puluhan, sedang asik berbincang-bincang sambil memegang kantung plastik putih. Pojok kanan paling belakang dari bangku merupakan bagian favoritku. Jemariku langsung menekan tombol handphone. Bukan untuk membalas sebuah SMS yang penting, tapi hanya sekadar melihat status baru dari Friendster, sebuah jejaring sosial yang sedang marak di kalangan pelajar SMP seperti diriku ini.
            Selama perjalanan, aku mendengarkan perbincangan kedua ibu tadi. Mereka sedang membahas anak salah satu dari kedua ibu tersebut.
            “Aku suka heran lho Mbak Ratna sama Radit. Dia senang banget membaca buku. Kalau biasanya anak-anak mengisi waktu libur atau luang mereka dengan main, dia malah menetap di kamar sambil baca buku yang naudzubillah tebalnya. Apa gak pusing ya kaya begitu?”
            “Kesenangan orang kan beda-beda Mbak Wanti. Dia mungkin mendapatkan kesenagan dari jalan cerita yang dia baca atau memenuhi rasa ingin tahunya. Biarkan saja”
            “Tapi aku takut kalau dia nanti kurang pergaulan”
            “Gak lah Mbak, biarkan saja dia melakukan hobinya. Malah bagus kan dia punya hobi membaca jadi wawasannya luas”
            Ada sebuah  pertanyaan terlintas di benakku,”Memangnya kesenangan apa sih yang di dapat dari membaca? Lebih asyik nonton film atau sinetron di TV. Ada yang bisa dilihat, ga cuma rangkaian tulisan doang. Hal terpenting adalah  ga perlu bikin otak dan mata lelah”. Sejak saat itu aku  menjadi penasaran untuk menemukan kepuasan tersendiri dalam  membaca buku sehingga pembacanya betah berlama-lama menghabiskan waktu dengannya.
            Hampir setiap hari Jum’at awal bulan, aku dan beberapa teman sekelasku pergi ke Mall. Biasanya, kami menghabiskan waktu untuk foto box, melihat toko kaset, atau jajan makanan ringan bila membawa uang lebih. Aku sendiri sering menyempatkan diri pergi ke toko buku. Awalnya bukan untuk membeli buku, namun untuk melihat kertas surat bergambar terbaru. Aku gemar mengoleksinya. Setelah rasa penasaranku muncul tentang kesenangan dari gemar membaca, akhirnya ku putuskan untuk melihat-lihat buku di toko tersebut. Bagian buku yang ku tuju adalah bagian  biografi.
            Kenapa aku  memilih bagian ini? Pada saat itu aku berpikir bahwa buku-buku seperti itulah yang harus ku baca untuk meningkatkan pengetahuanku di bidang lain, tidak hanya ilmu pelajaran. Tanganku berhenti pada sebuah buku yang mengisahkan biografi dari penulis Indonesia yang fenomenal di era-nya, yaitu Pramoedia Anantatoer. Di buku tersebut juga mengisahkan sedikit biografi dari adik kandungnya, yaitu Soebagyo. Aku mulai membaca biografi singkat dan beberapa lembar isinya. Saat ingin membuka lembar kelima, tanganku menutup buku tersebut. Aku tidak mendapat kesenangan apapun dari buku tersebut kecuali rasa kagumku pada eyang Pramoedia yang tetap menghasilkan  karya yang tangguh meski sedang berada dibalik jeruji besi.
            Sepertinya membaca buku bukanlah bagian dari hobiku. Itu yang ada di otakku pada saat itu. Aku pun jarang main lagi ke bagian buku-buku “berat”, kecuali komik. Lalu pada akhir tahun ketiga, pihak sekolah  mewajibkan para muridnya untuk membuat sebuah sinopsis dari buku-buku yang ada di perpustakaan sekolah. Nilai sinopsis tersebut akan dijadikan nilai tambahan untuk ujian praktek Bahasa Indonesia. Selain itu, tiga karya terbaik akan  mendapat sertifikat dan hadiah.
            Mendengar hal itu, aku bersemangat. Pada dasarnya, aku suka menulis, namun hanya sebatas curahan hati atau cerita khayalan yang ku tulis di buku diary. Siang hari setelah shalat Dzhuhur, aku pergi ke perpustakaan bersama sahabat baikku. Dia telah mendapatkan buku cerita tipis. Aku masih berputar-putar mencari buku cerita yang cocok. Mataku mencari judul yang menarik di antara jejeran buku yang tersusun rapi. “Suci”, sebuah  judul buku cerita atau lebih tepatnya novel, yang ditarik oleh tangan kananku.
            Sinopsis pendek dari sampul belakang novel Suci membuatku yakin untuk memilih novel tersebut sebagai bahan tugas akhirku. Novel ini bercerita tentang seorang anak perempuan yang duduk di bangku SMA bernama Suci. Dia mengalami masalah perekonomian yang membuatnyaterjun sebagai penyanyi bar dengan gaji lumayan tinggi. Sejak duduk di kelas 1 SMA, dia memendam  rasa kepada kakak kelasnya bernama Rionaldo, cowok populer di SMA. Pada akhirnya Suci berhenti bekerja sebagai penyanyi bar dan memutuskan untuk menggunakan jilbab. Rionaldo diam-diam  memendam perasaan ke Suci sejak lama. Sebelum Rionaldo lulus dari SMA-nya, dia menawarkan cincin berlian kepada Suci dan memintanya untuk menjadi kekasihnya. Tak disangka, Suci menolak dengan berkata,”Maaf Kak, aku tidak bisa. Saat ini aku hanya ingin menggapai cinta-Nya terlebih dahulu”.
            Air mata menetes deras dari kedua mataku. Ada suatu  perasaan hangat dan kagum atas sosok Suci yang ditampilkan dalam novel tersebut. Cerita hidup tokoh suci membekas di dalam diriku. Keinginanku untuk menutup aurat terpicu dari novel tersebut. Novel Suci inilah yang membuatku sadar akan kesenangan dari membaca sebuah buku. Kesenanganku saat itu ternyata didapat dari buku yang dapat memberi motivasi. Selain kesenangan dari membaca novel tersebut, aku juga mendapatkan kesenangan karena berhasil meraih juara tiga dalam lomba + tugas akhir sinopsis tersebut. Sejak saat itu, aku menjadi gemar membaca novel dan mulai jarang mengikuti perkembangan sinetron di TV.
            Pada saat beranjak ke SMA, aku suka sekali membaca novel, biografi, sejarah, buku motivasi dan komik. Memasuki tahun pertama di SMA, aku mendapat lima orang teman yang enak untuk diajak diskusi, baik diskusi tentang pelajaran maupun hal lainnya. Tak jarang kami membahas hal-hal yang masih diangan-angan namun ilmiah. Hasil perbincangan kami inilah kerap kali menimbulkan rasa ingin tahu yang lebih bagiku. Untuk itu, aku sering membaca buku-buku di toko buku. Saat itu, aku sudah mulai bisa mendapatkan kesenangan dari membaca buku-buku “berat” seperti biografi, buku pengetahuan alam atau ilmiah.
            Semangatku untuk mendapatkan kesenangan dari membaca buku terpacu juga dari sebuah tayangan televisi. Tayangan tersebut menampilkan sosok Tantowi Yahya yang sedang membaca buku di perpustakaan rumahnya. Banyak sekali koleksi buku beliau. Kesuksesan yang Tantowi Yahya raih merupakan kerja kerasnya didukung dengan wawasannya yang luas. Ada kata-kata beliau yang membuatku ingin menjadi seorang gemar membaca.
            “Buku adalah sumber ilmu dan pengetahuan. Saya bisa seperti ini karena senang membaca buku”.
             Ada lagi pengalamanku saat pergi ke Bromo untuk melihat matahari terbit setahun yang lalu. Jam menunjukkan pukul 04.15. Aku bersama rombongan dari Pare pergi mencari kedai di dekat puncak Bromo untuk menghangatkan tubuh. Ada banyak kedai yang buka saat itu. Kami memilih kedai kelima dari ujung depan. Tidak terlalu banyak pengunjung yang singgah di kedai tersebut. Mataku mendapati ada sebuah keluarga sedang menghangatkan diri mereka di dekat bara api. Keluarga tersebut ternyata berasal dari Belanda. Mereka sedang menghabiskan liburan di Indonesia. Mereka ditemani oleh seorang guide yang berasal dari Purwokerto.
            Pengajarku di lembaga Bahasa Inggris di Pare membuka perbincangan dengan mereka. Mereka sangat ramah untuk ukuran orang asing. Sesekali aku dan teman-temanku yang juga sesama murid di lembaga tersebut, ikut berbicara dengan mereka. Hitung-hitung untuk latihan percakapan dengan native speaker. Kepala keluarga tersebut, sebut saja Mr. Mike, mengatakan bahwa selagi masih menjadi mahasiswa atau pelajar, kita harus menggunakan waktu kita untuk hal-hal yang berguna untuk masa depan.
            Mr. Mike mengatakan bahwa ada tiga hal yang akan membuat kalian bertahan di era globalisasi seperti sekarang ini, yaitu penguasaan bahasa asing, pengetahuan yang luas, dan penguasaan teknologi. Bila ketiga hal tersebut sudah kita pegang, kita akan mudah untuk bisa bersaing dengan tenaga kerja asing, apalagi domestik. Beliau menambahkan bahwa mulai dari sekarang kita sebagai mahasiswa atau pelajar harus rajin membaca buku, minimal beberapa lembar dalam sehari.
            Inilah beberapa kisahku dalam mencari kesenangan membaca buku. Pada awalnya memang terasa menjemukan. Namun bila kalian sudah menemukan celahnya, kalian akan merasakan kesenangan yang berbeda dan ketagihan untuk membaca lebih banyak buku lagi. Saranku, cobalah untuk membaca buku yang kalian senangi jenisnya, entah itu biografi, buku motivasi, roman, novel, dan sebagainya. Dapat pula membaca buku yang berkaitan dengan jurusan kalian sekarang karena itu dapat menambah motivasi dalam membaca.
            Dalam sehari, usahakan untuk membaca sebuah buku, walaupun hanya beberapa lembar saja. Tidak perlu menyediakan waktu khusus. Kalian bisa membacanya saat sedang menunggu kelas kuliah di mulai, mengisi slack time, saat bepergian di angkutan umum, sebelum tidur, dan sebagainya. Apalagi bagi kalian yang senang menulis. Membaca dapat memperkaya kosa kata kita dan memberi inspirasi dalam mengembangkan ide cerita. Ada kata-kata bijak dari Stephen King,”Kalau kau tak punya waktu membaca, kau tak punya waktu untuk menulis”.
Read Comments

Sunday, October 2, 2011

Solve The Problem and Take The Decision


How’s life guys? Semoga baik-baik aja ya kabar semua. Kali ini gue pengen berbagi cerita tentang masalah yang dihadapi seorang kenalan dekat gue. Kita panggil aja dia dengan sebutan Mawar. 

Ya, dia seorang perempuan. Dia terkadang menemukan solusi bila dihadapkan pada dua pilihan. Salah satu masalahnya adalah memilih kursus bahasa apa yang harus diambil selain bahasa Inggris yang sudah terkenal dibelahan dunia manapun. Kursus bahasa yang dia inginkan adalah bahasa Jerman. Namun di sisi lain, orang tua menuntutnya untuk mengambil bahasa Mandarin. Perintah orang tuanya ini bukan tanpa alasan. Hal ini disebabkan karena perkembangan bahasa Mandarin yang semakin meluas. Diperkirakan lima tahun lagi bahasa Mandarin akan menggantikan kedudukan bahasa Inggris sebagai bahasa internasional yang banyak digunakan.

Mawar harus memecahkan masalahnya dan mengambil keputusan yang tepat. Bila tidak tepat, sama saja dia akan membuang uang dan waktu. Bahasa Mandarin merupakan bahasa asing yang akan menjadi popular. Bila kita menguasainya, kita akan mudah dalam melamar pekerjaan di sebuah perusahaan. Namun, Mawar lebih memilih untuk mengambil kursus bahasa Jerman untuk saat ini. 

What’s the reason? 

Dia memilih keputusan ini dengan pertimbangan bahwa dia telah memiliki dasar yang lebih pada bahasa Jerman ketimbang bahasa Mandarin. Bahasa Jerman telah dia pelajari sejak duduk di bangku SMA, sedangkan bahasa Mandarin belum pernah dia sentuh sama sekali. Bukannya tidak mau mempelajari hal baru, namun Mawar merasa sayang bila harus meninggalkan bahasa Jerman sebelum dia menguasainya dengan benar dan lancar. Mawar menjadwalkan untuk menyelesaikan kursus bahasa Jermannya hingga tingkat 4. Kemudian, dia akan mengambil bahasa Mandarin sesuai keinginan orang tuanya. Dengan begitu, kemampuannya pada bahasa Jerman akan terasah dengan baik dan keinginan orang tuanya pun akan dijalankan dengan baik. 

Cerita ini gue bagikan pada teman-teman sekalian agar kalian juga dapat memecahkan masalah dan mengambil keputusan dengan tepat. Analisis dan perspektif dari sisi yang berbeda akan menghasilkan keputusan yang bijak. ^_^
Read Comments

Tanggung Jawab Sosial

Sudahkah para pemilik perusahaan memikirkan tanggung jawab sosial mereka terhadap dampak limbah yang dihasilkan?

Banyak dari kita yang tidak mengetahui bahwa tidak semua perusahaan membuang limbah produksinya begitu saja. Beberapa perusahaan mendaur ulang limbahnya agar tidak mencemari lingkunga sekitar. Ada yang mendaur ulangnya sendiri dan menjadikannya sebagai produk samping bernilai guna, ada pula yang menyerahkannya kepada perusahaan yang khusus bergerak dibidang perdaurulangan limbah. Misalnya pada industri yang membuat pati singkong atau tapioka.

Mereka menghasilkan produk tapioka sebagai produk utama, dan onggok sebagai produk samping. Onggok mempunyai bau yang tidak enak bila masih berada dalam kondisi basah. Produk samping ini kemudian keringkan dan siap diolah menjadi bahan baku krupuk. Masih banyak lagi cerita pengolahan limbah dari berbagai perusahaan. Semoga hal ini dapat membuka mata kita bahwa tidak semua limbah produksi dari industri itu merusak lingkungan. Bila semua perusahaan dapat mengolah limbahnya dengan baik, maka lingkungan dapat terjaga dan bisa saja meningkatkan profit dari perusahaan tersebut.
Read Comments

Sunday, September 18, 2011

Anak Panti

Hai kalian...apa kabar? Lama nih gue udah vakum nulis. Ini semua gara-gara tugas dan laporan kuliah gue yang seabrek. Belum lagi kegiatan non-akademis yang terkadang menyita waktu buat ngelakuin hobi gue. But, it's alright...

Pada tulisan ini gue mau berbagi tentang kehidupan anak panti asuhan di kawasan Manggarai, Jaksel. Gue pergi ke sana bukan tanpa alasan. Perjalanan yang gue tempuh dari bogor ke jakarta menggunakan kereta, bertujuan untuk survey PKM-M. Alhasil, gue bertemu dengan anak-anak panti cewek. Mereka udah pada duduk di bangku SMP n SMA. Usut punya usut, ternyata si pendiri dan pemilik yayasan tersebut adalah ibunya bang Iwan Fals. Unfortunately, gue hanya.bisa ketemu aspri beliau. Bukan karena beliau sangat sibuk, tapi usia beliau yang udah tua menyebabkan kondisinya udah.ga terlalu fit dan harus banyak istirahat.

Semula gue berpikir kalo anak- anak panti asuhan itu orangnya pemalu. I'm wrong! Mereka anak yang ramah, lucu, dan aktif. Mereka juga tekun belajar, sampai-sampai mereka rela tidak menonton tv agar bisa fokus ke pelajaran. Baik sih tujuannya, tapi di sisi lain mereka jadi tidak tahu perkembangan berita di masyakarat. Terkadang mereka tahu berita hanya dari mulut tan-teman sekolah maupun facebook. Jangan salah lho, mereka juga anak-anak yang canggih. Mereka diberi bekal dari yayasan berupa kursus komputer dan menjahit.

Tidak hanya itu, ilmu agama mereka pun ditanamkan sejak dini. Mereka punya program membaca Al Qur'an ba'da maghhrib dan menjadi imam sholat secara bergantian. Di ruang tamu juga ada beberapa piala milik mereka.

So, latar belakang keluarga dan ekonomi mereka tidak menghalangi mereka untuk maju dan berprestasi. Bagaimana dengan kalian yang diberi nikmat lebih?
Read Comments

Thursday, August 25, 2011

KOTA PENUH KENANGAN

Holiday semester genap tahun ini gue habiskan untuk mengasah kemampuan bahasa Inggris gue yang masih acak kadul. Gue pergi jauh dari orang tua ke sebuah kota kecil di Jawa Timur. Nama kota ini adalah Pare. Have u heard it before? Kebanyakan orang yang menggangap kota ini berada di pulau Sulawesi karena namanya mirip dengan kota Pare-Pare. Orang awam banyak yang belum mengetahui pesona kota ini. Pesonanya hanya menyebar di kalangan mahasiswa maupun minoritas masyakarat umum. Apa sih yang menjadi daya tarik dari kota ini? Simak cerita gue selama berada di sana. Mungkin bisa jadi referensi teman-teman yang punya niat to stay in Pare for a while...

Sumber Informasi

Gue tau Pare dari nyokap. Beliau bilang ada sebuah kampung Inggris di Jawa Timur. Di sana, penduduknya menerapkan bahasa Inggris sebagai daily language. Gue langsung membayangkan sebuah kampung yang isinya orang-orang fasih banget english-nya. Sebagai anak kuliahan, gue merasa kagum. Jangan-jangan kalo gue naik becak, si abang becaknya ngomong pake english kaya native speaker. Wuidiiih....canggih banget ya!
Abang becak kota metropolitan kalah dong ya sama abang becak Pare, hahhaha...

Gue juga pernah search di google mengenai kota ini. Artikel blog yang gue baca hampir sama kaya yang dibilang nyokap gue.
Pokoknya bagi lu pada yang belum pernah ke sana, kudu nyoba!

Pare meninggalkan banyak kenangan karena kekeluargaan yang jarang gue dapetin di kota asal gue dan berbagai kejadian manis setiap hari yang sayang untuk dilupakan...
Itu yang membuatnya istimewa di mata gue ^_^


Read Comments

Sunday, April 10, 2011

Bila Hati Bicara

Hai semua, malam ini gue mau berbagi tentang tulisan dua orang temen gue yang pertama adalah classmate di sma, yang kedua classmate di kampus

dalam kegalauan hati (karena besok uts mikrobiologi pangan), tulisan ini gue bagi special untuk temen-temen yang lagi depresi karena dihadapkan sama masalah berat di hidup

Ini tulisan dari classmate sma gue, enjoy!

”Sedih… ?”



Memerlukan satu bab tersendiri untuk menjelaskan arti
kata “Sedih…”.


Biarlah, orang hanya bisa melihat apa yang tampak dariku.
Wajah yang bisa kapan saja tersenyum, langkah tergegas,
dan tatap yang jauh, serta bahak-bahakku yang menggema di sela perbincangan
dengan para pelaku sandiwara di kampus.


Orang tak bisa melukiskan imaji berupa sembilu,
Kesan pedih yang tersungkut dibalik garang,
atau sekedar bayangan haru yang tertancap di alam bawah
sadarku,
disini ada sebuah frame kepedihan yang amat mengekang
dan menyempitkan setiap pikiran yang lahir dari kedua
sisi otakku
yang masih kuanggap sangat brilian secara genetik.


Ah.. aksara apa yang harus aku tulis untuk menjelaskan
semua ini?
Atau istilah apa yang dapat mempersonifikasi sedih menjadi
sebuah bentuk yang dapat diraba.


Hactic,
futur, jumud, bad mood, atau bete.
Mungkin
semuanya bisa melebur menjadi tipikal yang sedikit menjelaskan arti sedih yang
kumaksud, tapi sang sedih yang kumaksud seharusnya jauh lebih dramatis dari sekedar rangkaian istilah itu.


Sedih!


Seperti chord melodi yang bergeser dari F mayor menuju F
minor.
Apapun yang kau lakukan, kau petik, kau tarik, atau kau
tekan sekalipun,
bunyinya selalu menyisakan alunan melankolis yang berderivasi dengan bebunyian nan sendu.

Kadang dalam pikiran nan beringsut,
Aku bertanya kenapa, mengapa, dan untuk apa?

Menjadi anak kecil, pikirku akan lebih baik, lepas beban
dan hidup dalam imajinasi.
Mengsimplifikasi semua makna dalam kesederhanaan
berpikir,
Mengkonversi semua keseriusan gerak dalam canda-canda
yang polos.


Ya, seperti anak kecil !


Jika aku menemui pasir,
aku akan membuat istana atau kastil-kastil yang tinggi.

Jika aku menemukan air,
aku akan membuat miniatur laut dan air terjun.

Jika aku menemukan hujan,
aku merengek Mama meminta izin bermain bola.

Jika aku menemukan kesempatan untuk bermimpi,
aku akan bermimpi menjadi pahlawan seperti robot atau
mainan plastik yang menyerupai Power Rangers, Son Go Ku, dan manusia super
lainnya yang datang ke Bumi dari Planet Saiya pasca invasi pasukan Freza.

Lalu, aku (kecil) terbang bersama tumpukan komik-komik
Jepang yang aku koleksi, yang mereka kini satu persatu hilang berganti dengan
jutaan kerikil tajam berbahasa Amerika, terangkum dalam kitab-kitab impor dari
Mc Graw Hill atau Prentice Hall.

Ah.. lagi-lagi!
Aku menghibur diri..
Dari sekedar persoalan tidak substansi yang tidak
menggugat hakiki.Aku hanya bisa tersenyum, kembali, mengenang masa,
Namun berkecamuk dalam rasa, tak dirangkum dalam kata..


Jangan lemah!
Itu pintaku pada sosok di depan kaca.
Bukankah, aku pernah bermimpi menjadi Supernova?
Membuat big-bang, melibas sekedar Nebula atau Andromeda
yang tak seberapa..


Lanjutkan hidupmu…FS


Ini tulisan dari classmate kampus gue.  kata-kata ini memotivasi gue saat lagi nge-down karena suatu hal dan dikirim via sms pas lagi masa uts, thanks a lot for my classmate :)

"orang hebat tidak dihasilkan melalui kemudahan, kesenangan, dan ketenangan

mereka dibentuk melalui kesukaran, rintangan, dan air mata

ketika kita mengalami sesuatu yang berat dan merasa ditinggalkan sendiri


lihatlah masa depanmu
. . . 


dan yakinlah bahwa Allah sedang mempersiapkanmu menjadi orang hebat"





Read Comments

Saturday, March 26, 2011

Pertanyaan Saat Wawancara Beasiswa

Pas gue wawancara beasiswa kemarin, pertanyaan-pertanyaan ini membantu banget dalam menyiapkan diri untuk menghadapi para pewawancara. Be yourself aja dan jangan berpikir elu ga bisa. Yakinin diri lu bahwa ada something special di diri lu yang diliat sama pihak pemberi beasiswa dan mereka ingin mengetahui lebih dalam lagi saat wawancara. Persiapkan dengan baik karena kesempatan ga datang dua kali teman. Semoga bermanfaat, lets check it out!

General questions & plans for the future
♦  How did you become interested in your major?
♦  What influenced your choice of this major?
♦  How did you become interested in your focus area?
♦  Have you traveled abroad before? If so, where? What have you learned in your travels?
♦  What have you learned about yourself as you've been a student at BYU?
♦  What do you hope to accomplish while at graduate school?
♦  What are your educational/academic goals? What are your future career plans? How do you plan to use your studies to achieve your future career plans?
♦  What would you do if you didn't receive the fellowship?
♦  What do you envision yourself doing in 10 years?
♦  What will you do with your degree in the long run?
♦  Why will this scholarship help you in your career goals?


Hooks from application--Know your application & review your essays♦  You wrote in your application that you read poetry. What kind of poetry do you read? Who's your favorite poet?
♦  You said you like reading classics. What is one classical novel you recently read and did not like?
♦  I see your transcript includes ______ (a low grade, an odd course, etc.). Tell me about this.
♦  I see in your application that you're fluent in ______. Translate this statement and tell me who said it.
♦  How would you be a good _______ as a ______ Scholar?
♦  What can you tell me about the person this scholarship is named for?

Questions about recommendations and choice of recommenders
♦  Your high school principal wrote one of your recommendations. I'm always suspicious of applicants who need to go all the way back to high school to find someone who can say something good about them. What do you say to that?
♦  Your adviser wrote that you did significant research on Dean Acheson and three Ambassadors to Yugoslavia. After doing this research, do you think people make history? And if so, discuss if history would have been different if Stevenson had defeated Eisenhower in 1956, Nixon had defeated Kennedy in 1960, and Dukakis had defeated Bush in 1988.
♦  One of your advisers has written a lot about health care policy. Do you agree with his ideas, and if so, in one sentence, how should these ideas be implemented?
♦  One of your letter writes uses B.C.E. and C.E. Please define B.C., A.D., B.C.E., and C.E. Which do you prefer and why?

Research/Topics in your field--Be prepared to talk about your work and that of others♦  I saw in your application that you intent to ______. Can you give us some examples, outside of your own research, of some successful studies in this field?
♦  Can you explain exactly what techniques or methods your propose to use in your research?
♦  What do you think will be the big thing happening in your field in the next ten years?
♦  Tell me about your honors thesis topic and describe the research methods you propose to use in your research.
♦  Is there anyone you would specifically like to work with?

Current events or hot political topics--Read a good newspaper; listen to opinion discussion shows.♦  Do you think everyone in America deserves healthcare? How should we provide healthcare to the poor? How specifically can we encourage private industry to participate?
♦  I recently read about ______. What can you tell me about this?
♦  What do you think is the big thing happening in ______ in the next ten years?
♦  Do you think that a financially powerful nation could effectively alter the cultural norms of another nation?
♦  What are your thoughts on US interventionism?
♦  You have one minute to tell the Prime Minister of India how to end religious violence. What do you say?
♦  What should the U.S. do about the War on Terrorism?
♦  Do you believe in state sponsored assassinations, and if not, what about in the case of Hitler?
♦  Welfare reform seems like a good thing. Lots of poor people are working now, when they weren't before. What do you think?
♦  Name what you think are the top five diplomatic achievements in the past decade.
♦  What is the biggest change you would make in government to improve its ethics?
♦  If a patient with late stage Alzheimer's had written a document requesting that his life no longer be supported, what would you do? Follow up: What level of abuse in the system would be enough to stop euthanasia: 10 in 100 or 5 in 100?
♦  Explain the importance of basic science (or some other topic) as if you were talking to a group of lawmakers.
♦  What can you tell me about globalization (or AIDS, unilateralism/multilateralism, U.S. foreign policy, etc.)?
♦  If there is an attack on the embassy where you're serving, what would be your plan of action?
♦  The ambassador asks you to write a cable about human rights in country X. How would you go about completing this task?

Questions about a student's choice of university and degree choice♦  What graduate schools/programs have you been accepted into?
♦  Why do you want to do postgraduate study now, as opposed to in two or three years?
♦  Is there anyone that you are specifically looking forward to working with?
♦  You say you want to study for a PhD in X, yet your university does not have  department of X. How are you qualified for this?
♦  You say you want to study for a PhD in X, yet the majority of your preparation is in Y. How are you qualified?

Questions about church, missions, BYU---Welcome these questions calmly, responsively, and non-defensively. Such an answer can broaden into other perspectives.♦  What did you learn on your mission? How can you justify "soul snatching?" Isn't it presumptuous to intrude on other cultures?
♦  Is it possible to have academic freedom at a religiously affiliated university?
♦  Why do so many athletes get kicked out of BYU for honor code violations?
♦  _______ at BYU recently received attention in the news. What can you tell me about this?
♦  What is your stance on ______?

Questions about your personality or how you spend your time♦  What do you do for fun when you're not studying, doing research, or performing community service?
♦  I see you've accomplished some amazing things in your short life. In what areas do you think you can improve?
♦  I see you've done a lot of community service. Which service project are you most proud of and why?
♦  I also assume you've been involved in some leadership experiences. Please describe your most meaningful leadership experience and explain why it was most meaningful.
♦  What kind of music do you listen to?
♦  What is a novel or book that you've read for pleasure recently and like, and why did you like it?
♦  How would you define life? And what is your position on abortion? What is more important--someone agreeing with you on these issues or someone figuring out their own stance on these issues?
♦  What is your "Top 5 " list for the following? Favorite novels, favorite non-fiction books, favorite movies, favorite contemporary political leaders, favorite historical political leaders.
♦  What would you do if you won a billion dollars in the lottery?
♦  You have a strong desire to give back to the world. Where does this desire come from? Your family, religion or somewhere else?
♦  If someone was writing your obituary, what would you want it to say, and what work of literature would it quote?
♦  What is your philosophy on service that keeps you dedicated to it?

They may give you an opportunity to say whatever you want, so be ready.♦  Do you have anything else to add?
♦  Why should you be one of the 10 people to get this scholarship?
Read Comments

pendamping hidup

Beberapa detik yang lalu, gue habis ngefudul Wajah Buku seseorang. Beliau (umurnya jauh di atas gue) udah berkeluarga dan punya satu anak cowok yang cute, hihihi..... Gue liat di profile picturenya, dia lagi main bersama anaknya trus di foto alias sengaja manggil abang fotografer buat motoin. Ekspresi wajah ceria keduanya tertangkap sama mata kamera si juru foto. Sangat enak diliat fotonya. Dua-duanya fotogenik. Gue pengen punya anak kaya gitu, unyuuu....

Ga puas liat bapak sama anak, gue buka lagi foto beliau berdua sama istrinya. Hmmm, it's so sweet! I like it. Dari fotonya terlihat bahwa beliau berdua merupakan pasangan yang mesra (gue harap begitu). Nah, gara-gara ngeliat ini, gue jadi kepikiran tentang pendamping hidup gue kelak. Agak berat sih ya gini hari ngomonginnya pasangan hidup, tapi ya mau ga mau harus dipikirin juga. Umur gue udah kepala dua. Gue harus mulai mencari seorang cowok yang pas di hati buat ngedampingi gue seumur hidup, hehe...

Target nikah
Target nikah gue sih pengennya 25 tahun. Ada yang bilang itu ketuaan untuk menikah umur segitu, ada yang bilang biasa aja. Bagi gue yang bercita-cita jadi wanita karir, umur segitu udah ideal banget. Gue pengen nyari pengalaman sebanyak-banyaknya dan ngebahagiain ortu terlebih dahulu sebelum akhirnya akan mengabdi pada suami tercinta.

Kriteria
Gue sangat berharap bisa ketemu sama cowok yang sikapnya dewasa n pola pikirnya bagus. Dan yang paling penting, agamanya juga oke. Dalam berumah tangga kelak, suami lah yang jadi pemimpin. Oleh karena itu, agamanya harus oke biar bisa membimbing gue, haha....

Finally, gue berharap punya keluarga yang SMW... amin ya Allah


(maap kalo postingan gue kali ini ga penting menurut kalian sebagai pembaca. hanya ingin meluapkan apa yang ada di pikiran dan hati malam ini ^_^)
Read Comments

Friday, March 11, 2011

Sinar Dalam Gelap

Ini salah satu cerpen yang gue buat sendiri. Kemarin gue daftarin dalam lomba cerpen islami. Unfortunately, gue ga menang, hahaha.... Gue sadar sih emang isinya kurang sinkron sama tema lomba. Grammar dalam percakapan bahasa Inggrisnya juga kurang baik. Cerpen tiga halaman HVS ini gue bikin pas hari deadline pengumpulan. Gila sih kalo dipikir-pikir. Tapi gue coba buat karena saking semangatnya tahu ada lomba penulisan, hahaha...
Walaupun karya gue bukan yang terbaik, tapi mungkin bisa membuat temen-temen terinspirasi untuk membuat karya juga ^_^

SELAMAT MEMBACA ! 


************************_________________________****************************


SINAR DALAM GELAP


“Nani! Come here!”, teriak seorang wanita tua dari ruang dapur.     
“Hey Nani, hurry up!”
Namun, tak ada jawaban atas perintahnya itu. Wanita tua itu terlihat geram. Dia lepaskan sarung tangan untuk memasak dari kedua tangannya. Tak lupa celemek yang menutupi tubuh bagian depannya juga dia lepaskan. Teflon kecil yang tergantung di dinding berkeramik putih di dapur, ia ambil. Dengan membawa teflon kecil itu, dia berjalan menuju kamar wanita yang dia panggil sejak tadi. Dari jauh, terlihat sebuah kamar tidur kecil dengan pintu yang tidak ditutup rapat. Dia mendekat ke daun pintu dan membukanya perlahan. Dia melihat sesosok wanita dengan kain putih yang menutupi seluruh tubuhnya kecuali muka dan telapak tangan. Wanita itu berdiri tepat dua meter di depannya.
“Aaaahhhh.....! Aaaah....!” suara jeritan memekikan telinga keluar dari mulut wanita tua itu.
Teflon itu terlepas dari tangan kanannya yang penuh dengan gelang emas. Tubuhnya yang gempal kemudian jatuh terhempas ke lantai marmer. Wanita tua yang memakai long dress itu pingsan. Wanita yang bernama Nani kemudian melepaskan mukena putih, yang ia kenakan, secara perlahan. Tangan kirinya terlihat bengkak. Darah yang mengental di bawah lapisan kukunya, terlihat sangat hitam. Bentuk pinggiran dan permukaan kukunya sudah tidak mulus lagi.  Jemari kirinya kaku untuk digerakkan.
Nani menghampiri wanita tua yang terbaring di hadapannya. Tubuh gempal wanita tua itu digoyang-goyangkan olehnya. Di atas meja rias yang hanya berupa papan di sangga oleh lempengan besi, ada sebuah minyak angin. Botol berwarna bening itu diraihnya dengan tangan kanan. Berharap si wanita tua itu bangun dari pingsannya. Alisnya beradu. Tubuhnya mulai mengeluarkan keringat dingin. Nani sudah kehabisan akal untuk membuat majikanya sadar. Dia berlari meninggalkan wanita itu dalam keadaan seperti itu. Dia berlari menuruni tangga untuk mencari bantuan.
Kini wanita tua telah terbaring di kasurnya nan empuk. Dia didampingi Nani serta anak laki-laki wanita tua gempal itu. Anak lelaki itu baru saja pulang dari negeri Paman Sam. Mereka berdua tampak cemas. Selang dua jam kemudian, wanita tua yang sering disapa Madam oleh Nani, sadar dari pingsannya. Dia terlihat letih dan masih lemah untuk bangun. Bola matanya bergerak ke sana ke mari mencari obyek yang ia cari. Pandangannya terhenti pada Nani. Dia terlihat geram seperti saat dia memanggil Nani.
“I have told you before, you may not to pray with your way! I hate to see your religious clothing. You know, it scares me!”
“But, I have to pray to my God, Madam. Is it wrong? It's to me my religion and to you your religion.”
“I don’t want to know your reason! And you have no right to oppose me. If you do this again, you will get a similar action, like I have done to your left hand before”, ucap Madam dengan tatapan mata yang tajam ke arah Nani.
“Mom, you have to take a rest. I’ll tell to Nani later. Okay?”, anak lelaki itu kemudian menyelimuti ibunya. Wanita tua itu pun menurut.
“You, get out from here!” perintah lelaki itu sambil menunjuk muka Nani. Tanpa menunggu diperintahkan untuk kedua kalinya, Nani langsung melangkah keluar dari ruangan bernuansa pastel.
Dia hempaskan dirinya ke atas kasur. Dibenamkannya wajah letih pada bantal. Badannya berguncang. Suara sesengukan dan terdengar sendu keluar dari pita suaranya. Wanita berumur tiga puluh lima ini hanya bisa menangis. Hatinya merintih kesakitan. Dia merasa terhina dengan semua perbuatan majikannya. Tapi dia harus bertahan beberapa. Masa kontrak kerjanya di Malaysia tinggal tiga bulan. Membayangkan tiga buah hatinya di kampung halaman, membuat hatinya teguh. Dia harus pulang dengan membawa uang untuk biaya pendidikan anak-anaknya.
“Mereka pasti merindukanku. Ya Allah, kuatkanlah hamba dalam menghadapi cobaan ini”, ujarnya dalam hati. Nani berbalik dan berbaring telentang. Pernah terbesit dibenaknya untuk melarikan diri. Namun, passportnya tidak berada di tangannya. Bagaimana dia dapat pulang ke tanah air bila tidak ada buku kecil tersebut? Dipandanginya tangan kiri yang masih biru keunguan di bagian buku kelingking. Peristiwa seminggu yang lalu berputar kembali dibenaknya seperti film tak bersuara. Kamar mandi di lantai dua menjadi saksi bisu atas peristiwa itu.
Sore itu Nani telah selesai dengan pekerjaannya. Dia merapikan kamarnya kemudian pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badan. Dia baru saja selesai mandi dan majikannya pulang. Dia mengambil beberapa bungkus makanan dari dalam mobil. Bungkusan-bungkusan itu dibawanya ke dapur untuk dimasukkan ke lemari es.
“Do not try to pick one food from the refrigerator!”, ucap wanita gempal dengan lantang. Nani hanya mengangguk tanpa menatap. Dia masukkan satu persatu buah serta makanan saji yang dibeli oleh majikannya. Segarnya warna merah apel dan wanginya yang harum membuat saliva membasahi bibirnya. Dia sangat ingin mencicipi buah yang ada di depan matanya. Namun, dia urungkan niatnya. Itu bukan miliknya.
Selesai memasukkan semua barang, dia kembali ke kamar. Jam di kamarnya sudah menunjukkan waktu shalat ashar. Dia bergegas ke kamar mandi untuk berwudhu. Air mengalir langsung dari kran membasahi wajahnya. Terasa segar dan meringankan kepala. Nani menghayati setiap langkah wudhunya. Semua ini dilakukannya secara diam-diam. Majikannya tidak menyukai bila dirinya melakukan ibadah kepada Allah. Dia sangat tidak senang orang lain melakukan ibadah selain ibadah dengan caranya.
Nani menilik kanan kiri. Dia bergegas menuju kamar dan menguncinya. Ketenangan dalam beribadah adalah hal yang paling diinginkannya. Namun, tidak untuk di tempat ini. Bisa melaksanakan shalat pun ia sudah bersyukur. Sajadah berwarna cokelat muda kemudian tergelar di lantai. Kiblatnya menghadap pintu kamar Nani. Takbir terucap dari mulutnya.
“Nani! Where are you?”, suara wanita tua terdengar samar-samar dari lantai bawah. Derap langkah kaki menuju kamar Nani semakin lama semakin terdengar jelas. Suara wanita tua itu terdengar lagi. Dia memanggil nama Nani dengan melengking. Shalat ashar pun selesai. Nani melepas mukena dengan sigap. Pintu yang terkunci pun terbuka. Daun pintu terbuka sedikit.
            “I’m sorry Madam, I didn’t hear your voice. Can I help you?”
            “Do you pray?”, wanita tua itu bertanya dengan raut wajah curiga. Kedua tangannya terlipat di depan dada.
            “No, I don’t. I’m sleep for a while”, Nani menjawab dengan hati-hati. Jawaban Nani tidak membuat kecurigaan majikannya surut. Wanita tua itu mendorong daun pintu dan memasuki kamar berukuran enam meter persegi. Matanya tertuju pada mukena dan sajadah milik Nani yang masih tergeletak di lantai.
            “You lied to me!”, wanita tua itu berbalik dan menyeret Nani ke arah kamar mandi. Dia membenamkan wajah wanita kurus itu ke bak mandi. Ketika kepala Nani di angkat, dia berteriak meminta ampun. Namun, wanita tua itu tidak punya belas kasihan. Tangan kiri Nani, dia letakkan pada palang pintu. Kemudian, daun pintu itu dia hempaskan ke mendekati palang pintu. Nani berteriak sekencang-kencangnya karena kesakitan. Hempasan itu dilakukan dua kali. Perih, nyeri, sakit bercampur jadi satu di tangan kirinya. Wanita tua dengan rambut digelung, tertawa dengan puasnya dan meninggalkan Nani terkapar di depan kamar mandi. Dia terus merintih kesakitan. Tak ada seorang pun yang bisa menolongnya, kecuali dirinya sendiri dan Allah.
            Air mata menetes tidak hentinya dari mata cokelat Nani. Dia mengusap air matanya. Tak berapa lama, terdengar suara ketukan pintu kamar. Nani merapikan keadaannya dan membuka pintu putih itu. Anak lelaki majikannya berdiri dengan wajah serius. Entah apa lagi yang ingin dia katakan atau perbuat. Di tangannya terdapat buku tipis berwarna hijau dengan lambang Pancasila di depan halaman pertama.
            “This is yours”, ucapnya sambil menyerahkan passport itu kepada Nani.
            “Tonight you will come back to your country. I will tell to your agency about your payment. Pack your belongings.”
            “Thank you very much Sir. How about Madam? She will angry!”
            “No problem. I can handle it. I’m sorry for you left hand and your religion. You can do anything about your religion after get out from here Nani”,  ucapnya sambil beranjak pergi. Nani memandang anak lelaki itu dari belakang. Dengan senyum menghiasi bibirnya, dia berkata dengan penghayatan dari lubuk hatinya,“Hamba tahu, Engkau tidak akan menimpakan cobaan melebihi kemampuan hamba ya Allah....”






Read Comments